Pengendalian penyakit/virus CVPD harus dilakukan secara terpadu. Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam penanggulangan CVPD tersebut antara lain :
Pengadaan dan penggunaan bibit jeruk bebas penyakit/virus
Pengadaan bibit menbisa pengawasan dari balai pengawasan dan sertifikasi benih (BPSB). Dalam rangka ini, pusat penelitian dan pengembangan hortikultura telah mengembangkan teknik sambung tunas pucuk (shoot tip grafting, STG) seperti di Riau, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Bali.
Pengadaan dan penggunaan bibit jeruk bebas penyakit/virus
Pengadaan bibit menbisa pengawasan dari balai pengawasan dan sertifikasi benih (BPSB). Dalam rangka ini, pusat penelitian dan pengembangan hortikultura telah mengembangkan teknik sambung tunas pucuk (shoot tip grafting, STG) seperti di Riau, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Bali.
- Pengendalian serangga vektor
Serangga penularan dalam penyebaran CVPD adalah D. citri. Vektor ini menularkan CVPD dipersemaian dan kebun serta terutama ditemukan pada tunas (Tirtawidjaja, 1964). Agar populasinya tidak bertambah, penggunaan pestisida bisa dipertimbangkan. Insektisida yang bisa mengendalikan populasi vektor tersebut diantaranya dimethoate (perfekthion, roxion 40 EC, rogor 40 EC, cygon) yang diaplikasikan pada daun atau disuntikan pada batang, dan edosulfan (dekasulfan 350 EC). Aplikasi insektisida hendaknya dilakukan pada saat tumbuhan menjelang dan ketika bertunas. Selain penggunaan pestisida, penggunaan agensia hayati juga bisa dilakukan untuk pengendalian kutu loncat ini yaitu bisa dikendalikan oleh dua parasit nimfa: Tamarixia radiata dan Diaphorencyrtus aligarhensis dengan tingkat parasitisme berturut-turut 90 % dan 60-80 %. Predator seperti Curinus coeruleus juga mampu mengendalikan populas hama ini. Entomopatogen Hirsutella sp. bisa menginfeksi kutu dewasa hingga 60%.
- Penggunaan antibiotika oksitetrasiklin
tumbuhan jeruk yang terkena CVPD dengan tingkat serangan ringan, masa produktivitasnya bisa diperpanjang dengan infusan oksitetrasiklin HCI konsentrasi 200 ppm. Penyembuhan yang terjadi cuma bersifat sementara sehingga cara ini harus diulangi. Untuk memperoleh hasil optimum, tumbuhan yang telah diinfus harus dipupuk dan menbisa pengairan yang cukup (Hutagalung, 1985).
- Eradikasi
Produksi tumbuhan yang terserang CVPD adalah rendah, tumbuhan jarang bahkan tidak menghasilkan buah. tumbuhan sakit tersebut merupakan sumber inokulum bagi tumbuhan disekitarnya. Dengan demikian, tumbuhan sakit harus dimusnahkan melalui eradikasi.
- Karantina
Dalam rangka mencegah CVPD, telah dikeluarkan surat keputusan menteri pertanian nomor 129/Kpts/Um/3/1982 yang isinya melarang pengangkutan tumbuhan / bibit jeruk dari daerah endemik ke daerah yang masih bebas CVPD.
- Sterilisasi alat-alat
Mengingat bahwa penyakit/virus bisa menular melalui alat-alat pertanian yang digunakan seperti gunting pangkas, pisau okulasi dan semacamnya, maka perlu dilakukan sterilisasi alat-alat itu bisa dengan cara dipanaskan selama 10-15 menit menggunakan api lilin sebelum digunakan pada tumbuhan jeruk yang belum terinfeksi.
- Pemetaan daerah terkena penyakit/virus CVPD
Data ini sangat penting untuk penyusunan program secara lengkap. Data yang diperlukan adalah jumlah daerah perbanyakan jeruk, jumlah tumbuhan yang terkena CVPD, intensitas/tingkat serangan, penyebaran penyakit/virus, cara pengendalian serta pengembangan pengendalian penyakit/virus CVPD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar